Kitab injil Lukas adalah hasil karya dari dokter Lukas yang juga menulis kitab Kisah Para Rasul. Ajaran Lukas tentang Roh Kudus mempunyai tempat tersendiri. Hal ini dapat terlihat oleh karena penyebutan Roh Kudus lebih banyak dari pada di dalam injil sinoptik lainnya. Penekanan Roh Kudus tersebut dapat terlihat dalam diri Yohanes Pembaptis dan Yesus sendiri, yaitu ketika mereka berada dalam kandungan ibu mereka. Peranan Roh Kudus dalam seseorang menurut Lukas memberdayakan seorang pelayan Tuhan untuk menjalankan sebuah misi. Jadi bisa dikatakan bahwa Roh Kudus yang ditekankan oleh Lukas adalah untuk pelayanan.
Dalam pasal 11 ini dimulai dengan cerita ketika Yesus sedang berdoa di suatu tempat dan ketika ia berhenti berdoa, salah seorang murid-Nya meminta kepada Yesus untuk diajarkan berdoa sama seperti Yohanes Pembaptis mengajarkan berdoa kepada murid-muridnya. Sesudah itu Yesus mengajarkan mereka berdoa yang di dalam injil Matius dikenal dengan doa "Bapa kami". Akan tetapi di dalam injil Lukas tidak selengkap dengan Matius. Lukas mengakhiri doa tersebut dengan kata, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.", berbeda dengan Matius yang menulis doa Bapa Kami dengan kalimat penutup. Sepertinya dalam tulisannya, Lukas ingin langsung sampai kepada apa yang ia tekankan yaitu tentang meminta sesuatu.
Ayat dalam Lukas 11:5-8 adalah perkataan Yesus yang merupakan bagian dari jawaban-Nya atas permintaan murid-murid-Nya tentang bagaimana berdoa yaitu suatu analogi tentang seseorang yang meminta roti kepada sahabatnya pada tengah malam. Orang yang dimintai roti tersebut tidak menolak apa yang menjadi permintaan sahabatnya yang tidak tahu malu itu pada waktu tengah malam. Ia tetap memberikan apa yang diminta sahabatnya. Sesudah itu Lukas membawa pemikiran pembacanya lewat analogi tersebut, ia langsung memberikan suatu ajaran Yesus tentang meminta sesuatu (ayat 9-10). Dalam analogi tersebut para pembacanya mengetahui bahwa sebuah permintaan akan dikabulkan meskipun sebenarnya si pemberi roti itu merasa terganggu dengan permintaan tersebut. Jelas bahwa analogi tentang seorang sahabat yang meminta roti adalah untuk mempertegas ayat 9-10 tentang meminta dan pengabulannya.
Dalam ayat 9 bisa merupakan ajakan atau perintah Yesus dalam hal meminta sesuatu dan kepastian untuk mendapatkan hasilnya dari usaha-usaha tersebut. Ayat 10 adalah akibat jika meminta sesatu atau janji bagi mereka yang melaksanakan apa yang diperintahkan untuk dilakukan itu (kegiatan meminta, mencari, dan mengetuk). Bentuk future memberikan pengertian bahwa pemenuhan itu akan dilaksanakan dan digenapi.
Jika dilihat konteks selanjutnya dalam Lukas 11:11-13 maka kembali lagi Yesus memberikan suatu contoh bapa yang jahat yang bisa memberikan pemberian yang baik kepada anaknya. Hubungan antara bapak dan anak adalah sebuah gambaran hubungan yang dekat dan merupakan hal yang biasa apabila seorang anak meminta sesuatu kepada bapaknya. Kemudian Ia bandingkan lagi bapa yang jahat ini dengan Bapa di Sorga yang artinya bapa yang jahat tahu memberikan hal yang baik kepada anaknya apa lagi jika meminta kepada Bapa di sorga. Yang menjadi pertanyaan apa yang menjadi permintaan itu? Tentu ini semua harus melihat konteksnya yang dapat dilihat dalam Lukas 11:13. "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Dalam injil Matius berbeda dengan injil Lukas. Matius menggunakan hal "yang baik" (good thing), sedangkan Lukas menggunakan Roh Kudus. Kemungkinan Lukas atau sumbernya membuat ungkapan "hal yang baik" lebih jelas dalam pandangan gereja mula-mula atas pengalaman dengan Roh Kudus, yang memainkan peranan yang besar dalam berkat Allah. Penyebutan Roh Kudus ini merupakan pencantuman doa untuk datangnya Roh Kudus. Ayat 13 adalah ayat penutup pembahasan dari ayat pertama dan ayat selanjutnya tidak membahas tentang doa atau meminta akan tetapi membahas tentang Yesus menyembuhkan orang yang bisu. Ayat 13 adalah inti dari apa yang ingin Yesus sampaikan kepada murid-murid-Nya menurut Lukas. Dilihat dari konteksnya maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang diminta kepada Bapa menurut perikop ini adalah Roh Kudus.
Lukas dalam tulisannya bukanlah mengajak pembacanya untuk meminta hal-hal lain, akan tetapi dalam ayat 13 ia menekankan meminta Roh Kudus dan Bapa akan memberikan-Nya. Matthew Henry berpendapat: we must ask for the Holy Spirit, not only as necessary in order to our praying well, but as all spiritual blessings are included in that one. Jelas sekali bahwa Roh Kudus adalah hal yang penting dan harus diminta, dan dalam konteks Lukas Roh Kudus berkarya untuk kepentingan pelayanan orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus.
Dengan meminta maka akan diberikan, dengan mencari maka akan ditemukan dan dengan mengetuk maka akan dibukakan. Ini merupakan suatu akibat atau janji jika melaksanakan apa yang telah Yesus perintahkan (mintalah, carilah, ketuklah) untuk dilakukan. Jika terus meminta Roh Kudus maka Bapa di sorga akan memberikannya sebab ini adalah perintah dan Dia berjanji akan memberikan Roh Kudus itu.
Meminta adalah bentuk doa yang Yesus berikan untuk dilakukan oleh para pendengar-Nya pada saat itu. Perkataan Yesus dalam teks Lukas 11:9, mengajarkan untuk terus meminta kepada Bapa di surga, dan Dia akan memberikannya apa yang telah diminta itu. Dalam permohonan atau doa meminta, Bapa berjanji akan memberikannya karena Dia sendiri yang mengajak untuk meminta, oleh sebab itu firman tersebut harus diyakini bahwa Bapa akan menggenapinya.
Dalam Lukas 11:9-13 berbicara tentang meminta Roh Kudus karena sesuai dengan ayat 13. Lukas menekankan hal ini karena dalam injil Lukas selau menonjolkan fungsi Roh Kudus dalam pelayanan. Roh Kudus dalam Lukas berfungsi untuk memberdayakan seseorang di dalam pelayanan yang ia lakukan.
Home » Pengetahuan Alkitab » Lukas 11:9-13, Meminta Roh Kudus?
Lukas 11:9-13, Meminta Roh Kudus?
Diposting oleh Andre Primaries on Minggu, 04 Desember 2011
Label:
Pengetahuan Alkitab