Berbeda dengan Agama Lain

Diposting oleh Andre Primaries on Minggu, 04 Desember 2011

Berada di lingkungan yang berbededa agama adalah satu tantangan tersendiri bagi orang yang mengakui dirinya seorang Kristen. Sepertinya jika berada di lingkungan ini, Kekristenan yang yang di akui sebagai iman lebih teruji dibandingkan dengan berada di kandang sendiri (di lingkungan keluarga Kristen, gereja, Sekolah Teologi atau oganisasi Kristen).

Semua agama pasti menganggap bahwa ajaran agamanya adalah kebenaran dan Kristen pun demikian. Masing-masing agama berusaha untuk menunjukkan bahwa ajaran agamanya benar. Mungkin melalui aktivitas ibadah, ajaran (doktrin) dan tentu oleh iman yang diakui. Tapi itu boleh dikatakan, masih teori yang perlu diuji kebenarannya. Contohnya jika seorang Kristen berusaha untuk mempertahankan kebenaran iman atau agamanya lewat perdebatan, argument, karya ilmiah dan sebagainya, bukankah dari agama lain juga melakukan yang sama? Lalu dimana letak kebenaran Kekristenan itu? Mungkin salah satu cerita di negeri Persia ini dapat menjelaskan hal tersebut.

Pada saat pemerintahan Raja nebukadnezar, kerajaan Babel telah mengusai Yerusalem. Sebagian dari perkakas Rumah Allah dibawa dan ia juga memerintahkan agar diambil beberapa orang muda yang berasal dari keturunan raja dan bangsawan, berperawakan bagus, berhikmat berpengetahuan banyak yang akan diajarkan bahasa Kasdim sehingga mereka bisa bekerja di istana Raja. Diantara mereka ada orang muda yang bernama Daniel serta tiga orang temannya Sadrak, Mesak dan Abednego.

Meskipun sebagai orang buangan, mereka diperlakukan istimewa di dalam istana raja. Mereka bisa menyantap apa yang dimakan oleh raja. Akan tetapi hal itu adalah suatu kenajisan bagi mereka. Mereka masih tetap berpegang kepada Taurat yang diajarkan untuk tidak menajiskan diri dalam hal makanan. Mereka lebih memilh untuk makan makanan yang sederhana seperti sayuran.

Ujian lain juga menimpa rekan-rekan Daniel, yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego ketika Raja Nebukadnezar mendirikan patung yang harus disembah oleh semua orang yang hadir dalam penthabisan patung itu. Mereka sama sekali tidak takut dengan hukuman mati di dalam perapian. Ketaatan mereka kepada Tuhan mereka lebih besar. Dan itu telah terbukti dengan tindakan mereka yaitu tidak menyembah patung buatan Raja yang mengakibatkan mereka dibuang ke dalam perapian. Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya. Dia menolong Sadrak, Mesak dan Abednego sehingga mereka tidak terbakar sedikitpun. Melihat hal itu raja Nebukadnezar memuliakan Allah yang disembah Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Ketika kerajaan Babel ditaklukan oleh Darius orang Media, Daniel kembali mendapatkan kepercayaan yang besar yaitu menjadi salah satu pejabat tinggi yang membawahi wakil-wakil raja di seluruh kerajaan. Dalam menjalankan tugasnya, Daniel sama sekali tidak mempunyai alasan untuk disalahkan. Akan tetapi orang yang tidak menyukainya mencari-cari alasan agar Daniel dapat disalahkan.

Orang-orang yang tidak senang kepada Daniel mengusulkan agar, dalam tiga puluh hari tidak boleh menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada raja. Dan siapapun yang melanggar, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. Peraturan ini adalah salah satu peraturan yang tidak dapat ditaati oleh Daniel oleh karena kebiasaannya berdoa kepada Allahnya tiga kali sehari. Inilah yang dimanfaatkan untuk menjatuhkan Daniel sehingga pada akhirnya ia ditangkap oleh karena melanggar apa yang telah diputuskan oleh raja.

Dengan sedih hati raja setuju untuk membuang Daniel ke dalam gua singa meskipun dalam hatinya ia sama sekali tidak setuju untuk memperlakukan Daniel seperti itu. Keputusan yang telah dibuatnya tidak dapat dicabut lagi. Lagi-lagi, Allah Daniel tidak meninggalkannya di dalam gua singa. Allah mengutus malaikatnya untuk mengtup mulut-mulut singa sehingga tidak terjadi apa-apa kepada Daniel. Oleh karena kejadian ini raja memerintahkan agar orang-orang yang telah menuduh Daniel dicampakkan ke dalam gua singa bersama seluruh keluarganya. Raja juga mengumumkan di seluruh wilayah kekuasaanya agar harus takut dan gentar kepada Allah Daniel.

Dari sekilas cerita di atas, Dapat dilihat ketaatan Daniel, sadrakh, Mesak dan Abednego kepada hukum Taurat (dalam hal makanan, tidak menyembah kepada patung), taat setia kepada Allah dan melakukan tugas dengan baik, berprestasi dalam kerja sehingga dipercayakan banyak hal oleh pemerintahan-pemerintah yang berkuasa pada saat itu. Daniel dan rekannya adalah orang buangan yang bekerja di pemerintahan (kerajaan) yang lingkungannya berbeda dalam hal kebudayaan dan agama yang mereka miliki. Akan tetapi mereka labih unggul dalam segala hal, baik dalam pengetahuan, hikmat, tindakan, dan dalam prestasi. Di kerajaan Babel Daniel menjadi orang kepercayaan semenjak kekuasaan raja Nebukadnezar, Belsyazar, dan raja Darius. Tindakan dan ketaatannya kepada Allahnya membuat raja-raja pada saat itu memuliakan Allah yang Daniel sembah.

Dari cerita di atas, apa refleksinya bagi kehidupan orang Kristen sekarang ini yang hampir semuanya berada di lingkungan pekerjaan, lingkungan sosial yang di dalamnya mungkin ada perbedaan agama atau kepercayaan? Sanggupkah orang Kristen bertindak seperti Daniel dan rekan-rekannya, ditengah perbedaan-perbedaan sehingga agama lain dan dunia dapat melihat Allah yang disembah oleh orang Kristen? Jawabannya hanya dapat ditemukan di dalam tindakan orang Kristen di lingkungan pekerjaan dan lingkungan masyarakat atau dimanapun mereka berada.